Parent is the best Aspiration ever

"Nak, kamu di sekolah nanti jangan nakal-nakal ya, belajar yang bener biar bisa dapet rangking satu di kelas. Tapi, kebanggaan mamah bukan gara-gara kamu dapet rangking satunya, tapi usaha kamu. Mamah sayang kamu, nak"

Kurang lebih itulah kata-kata yang dilontarkan setiap orangtua kepada setiap anak-anaknya. Entah yang besar ataupun yang paling kecil sekalipun. Pada dasarnya seluruh orangtua ingin anaknya suskes suatu hari nanti, namun selalu timbul ketakutan tersendiri dalam dirinya sehingga ia berpikir bahwa ia harus selalu mendukung kemampuan yang dimiliki anaknya. Mendukungnya sejak kecil.

Thanks dad, thanks mom.

Gue hidup dalam kesederhanaan. Tapi gue selalu mensyukuri itu semua, karena apalah arti kesenangan harta tanpa bersyukur. Menurut gue, kesederhanaan itu sesuatu yang bikin kita dekat dengan Yang Maha Kuasa. Terbukti dari berbagai media masa yang 'selalu' atau 'hampir sering' memberitakan seorang artis-artis yang selalu dikabarkan terjerat kasus ini dan itu. Yang menandakan bahwa mereka jauh dari Yang Maha Kuasa.

Tetapi, dalam kesederhanaan kita juga tidak boleh pasrah tanpa usaha sama sekali.

Karena:

Hasil selalu berbanding lurus dengan usaha

...

Harapan orang tua gue kepada anak-anaknya, termasuk gue, gak terlalu ribet dan terkesan simpel. Mereka hanya ingin anaknya sukses dan hidup bahagia dalam kesederhanaan dan tetap di jalan yang benar. Dan usaha mereka berbanding lurus dengan hasilnya. Tampak nyata kepada anak-anaknya, termasuk kepada gue.

Like parent like son

Terkadang gue suka berpikir "mamah dan papah gak capek apa ngomel-ngomelin anak-anaknya?", "Kalau emang bisa capek, kapan?" atau "sabar banget ya sama anak-anaknya".

Semakin bertumbuh dewasa, pola pikiran dan jenis pertanyaan retoris semakin berkembang di kepala gue. Sampai akhirnya semua pertanyaan yang ada di kepala gue menguncup menjadi sebuah jawaban. Usaha.
Seolah-olah sudah ada pilihan yang jelas di depan mata antara 'mau sukses atau enggak', kalau mau sukses ya berusaha dari sekarang, kalau gak, ya silahkan bermalas-malasan.

...

Orangtua gue sangatlah berbeda dengan orangtua yang lain, yang selalu memanjakan anaknya, selalu menuruti semua request-an dari anaknya.

Seratus delapan puluh derajat dari itu.

Orangtua gue cenderung berusaha tidak memanjakan anak-anaknya. Mereka ingin mengajarkan anaknya melalui hidup penuh usaha mulai sejak dini dengan cara 'berusaha dulu baru nanti dapet hadiah'. Dan, gue pikir mereka berhasil, seratus persen mereka berhasil. Gue gak bakalan dapet hadiah apapun dalam bentuk apapun sebelum gue memberikan sebuah prestasi yang bernilai dan bisa ditukarkan dengan sebuah hadiah. Semacam "kamu bisa apa? nanti papah beliin sesuai dengan usaha dan tingkat kesulitanmu". Walaupun terlihat 'itung-itungan' gue tetep pengen menggapai objective yang tinggi supaya dikasih sesuatu yang bernilai dan tinggi pula.

...

Dan Alhamdulillah gue menjadi anak yang berprestasi sekarang.

Without them, i'm not a 'human'.

Impian mereka adalah tujuan nomor satu yang harus gue capai. Ya, Bahagia. Membuat mereka bangga dengan kesuksesan anaknya. Tentunya dengan jalan yang halal dan benar. Masalah cara, biar passion  gue yang menjawab.

Dan tidak lupa gue selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Karena tanpa kekuasaan-Nya gue bukan apa-apa. Dan jalan hidup gue gak akan seperti sekarang ini.

Because of them, i can understand "who i'm" not "from who i'm". 

I'm sure i can do that mom, dad. Please support me. Love you mom, dad.