[SHORT STORY] - Belajar Dari iPhone

Sering banget gue ngehabisin waktu bareng HP. Sedetikpun gue gak pernah ninggalin HP yang sampai saat ini masih berada di sebelah gue disaat gue tidur, di atas wastafel disaat gue boker, dan di kursi sebelah meja makan disaat gue lagi makan. Bukan brand atau harga dari HP tersebut yang ingin gue ceritakan, tapi nilai yang terdapat di dalamnya. Bukan soal arogansi kalau punya HP merk Apel kegigit, tapi kebersyukuran gue kenapa bisa meminangnya.

Layaknya seorang pasangan yang sedang 'Falling in love'-nya, gue sama HP gue udah memasuki bulan ke 6. Walaupun masih seumur jagung, tapi gue udah dapet chemistry yang ada daripadanya. Gak sedikit orang - orang menyalah gunakan alat komunikasi tersebut, entah itu untuk meretas jaringan yang merupakan pelanggaran federal atau hanya menyadap SMS mantan yang udah punya pacar baru.

Gue pernah punya HP yang lumayan canggih, gue punya, tapi rasanya seperti gak punya, karena gue mempunyai HP tersebut lantaran hanya mengikuti "Lifestyle" bukan fungsionalnya, bukan cara mendapatkannya, dan bukan atas bersyukurnya gue dapet HP tersebut. Suatu saat, HP gue yang dulu hilang gak ada jejak, gue hanya merasa sedih hanya sehari - dua hari. Karena menurut gue, itu HP udah gak ada harganya sekarang, karena waktu itu temen gue udah pada punya HP tersebut. Sekali lagi, gue dulu punya HP cuma gara - gara pengen pamer, bukan emang butuh.

Dan sekarang, gue mulai berfikir. Memiliki sangatlah mudah, tapi mensyukuri berbanding terbalik daripadanya. 

Apa yang membuat HP besutan Alm. Steve Jobs ini sangat bergengsi dan menaikan reputasi diri? Karena didalam iPhone di produksi dengan jarak seri ke seri lumayan jauh. Mereka berinovasi, tapi tidak mudah melupakan yang telah mereka rilis. Karena mereka sangat bersyukur atas inovasi mereka yang sudah - sudah.

Layaknya sebuah hubungan, hubungan tanpa adanya rasa mensyukuri tidaklah enak. Seperti makan duren yang seharusnya manisnya bikin pengen nikah lagi, tapi begitu kamu coba malah hambar. Memiliki tidaklah cukup, bersyukur adalah harga mati. Dan fungsional, jangan jadikan pasangan kamu sebagai pelampiasan. Hargai perasaannya, jaga perasaannya, buatlah dia merasa memiliki. Yang terpenting, bersyukur siapapun yang ada disisi kamu sekarang.