Perjalanan cinta memang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin hanya beberapa orang saja yang mengikat cintanya dengan tulus. Layaknya seorang perempuan yang bernama Safira. Sudah setahun Safira ditinggal oleh kekasihnya, ia merasa terpukul olehnya. Hingga saat ini. Padahal secara fisik, Safira merupakan sesosok perempuan yang mendekati sempurna. Dengan bermodalkan hidung yang mancung dan beralis tebal datar diakhiri dengan melancip, serta kulit putih tipe kuning langsat yang menyelimuti tubuhnya. Apabila dia mengikuti tes seleksi Miss Universe, mungkin ia bisa masuk hingga babak final dan keluar menjadi pemenang.
“Halo,” terdengar
suara di seberang telpon.
“Iya, dengan
Safira , ini si-a…” jawab Safira.
Tut…tut…tut
“Halo…halo….”
Belum Safira
mendengar jawaban dari penelpon, telponya sudah ditutup.
“Kok, banyak ya zaman sekarang ngusilin orang
lewat telpon. Apa motivasinya coba,” gumam Safira.
Akhir – akhir ini
Safira memang sedang dihantui oleh penelpon gelap. Entah kenapa orang ini
selalu menelponya dan belum sempat berkata – kata banyak, telponnya sudah
ditutup. Anehnya orang yang menelponya ini hanya satu nomor, berarti hanya ada
satu orang dibalik nomor tak dikenal tersebut. Mungkin pula, ini adalah salah
seorang secret admirer yang cukup
berani mengontak nomor hp Safira.
Hp Safira lagi –
lagi bergetar kembali, getaranya panjang. Pertanda ini bukan notifikasi pesan
singkat, melainkan sebuah panggilan masuk. Dengan sigap Safira merogoh kantong Louis yang melekat di sekujur kakinya.
Setelah melihat ke layar hp beberapa saat.
“Ini orang sehari udah tiga kali nelpon gue,
udah kayak makan aja tiga kali sehari.” gumam Safira.
Dengan rasa ogah – ogahan Safira memencet, Terima.
Safira telah melakukan kesalahan yang fatal.
“Halo..,” sapa
Safira.
“Halo, juga…”
jawab si penelpon.
Akhirnya dibales juga.
Bagi Safira, orang
yang misterius tiba – tiba nelpon itu ngeselin sekaligus bikin penasaran.
Ngeselinya, si penelpon misterius itu selalu saja mengganggu kegiatan Safira,
entah itu dia sedang makan, sedang kuliah bahkan sedang tidur. Bikin
penasaranya, ya gitu, Safira selalu ingin tau siapa orang dibalik penelpon
tersebut. Seolah – olah si penelpon tersebut memancing – mancing Safira supaya
mengetahui dirinya. Dan orang itu beruntung, Safira bukanlah tipe cewek yang
cuek, tapi sebaliknya.
Setelah lama
berbincang dengan si penelpon misterius. Safira mematikan hpnya dan sempat
terdiam lalu tersenyum ke layar hp yang sedang ia pegang. Hati Safira sedang
dilanda kebahagian yang mendalam. Seolah – olah penelpon tersebut adalah penambal dari hatinya yang bolong. Namun, ada
satu hal yang belum Safira tanyakan di dalam percakapan panjang tadi. Safira
lupa menanyakan ‘siapakah nama penelpon yang sejak tadi berbincang denganya’.
Ini semakin rumit.
Semakin hari
semakin frekuentif perbincangan antara Safira dengan orang penelpon misterius
itu. Safira tahu si penelpon misterius itu berkuliah dimana, namun Safira masih
belum tau si penelpon misterius itu namanya siapa. Safira pernah untuk
meniatkan bertanya ‘Siapa nama kamu?’ tapi menurut safira itu pertanyaan yang
tak lazim dengan kondisi saat ini. Kondisi yang semakin dekat. Safira takut
pertanyaan yang mendasar tersebut dapat menghancurkan perasaan orang tersebut
dan dapat merusak pula komunikasi diantara mereka. Safira tidak mau hal itu
terjadi. Safira mau si penelpon itu tetap berada di seberang telinganya, untuk
mendengar setiap ceritanya. Setiap tawanya.
Secret admirer memang bukan orang, bukan
pula sifat. Secret admirer hanyalah
pelaku yang menumbalkan orang lain. Dia selalu ingin merahasiakan identitas
dirinya sendiri terhadap orang yang ia sukai atau orang yang ia kagumi. Secret admirer bukan pula pecundang, ia
hanyalah ketidak beranian yang mengendap di hati seseorang.
“Kamu lagi apa?”
sapa Safira.
“Lagi makan siang,
kamu?” jawab si penelpon.
“Lagi tiduran aja
di kasur,” jawab Safira.
“Oh, udah makan?”
Tanya si penelpon.
“Udah kok,” jawab
Safira.
Akhir – akhir ini
Safira selalu menelpon contact di hpnya yang diberi nama ‘Secret Admirer’ itu.
Entah hanya menanyakan kabar atau sekedar basa – basi, ketawa – ketiwi saja.
Berawal dari ke-tidak-nyaman-an dan sekarang terjerembab dalam nostalgia cinta.
Bagi Safira, hidupnya saat ini seperti spectrum warna yang ada di sinar gamma.
Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U. Iya warna – warni.
Namun seiring
berjalanya waktu, manusia pasti menemuka titik jenuh. Dan hanya waktu saja yang
bisa membedakan setiap manusia, kapan ia jenuh. Seperti buah yang sudah matang
dan siap dimakan, namun buah tersebut tidak laku di dagangan, hanya bisa
menjadi buah busuk yang menyimpan banyak kenangan.
Analogi tersebut
adalah sebuah gambaran tentang hubungan yang tak pasti. Hubungan yang tak
tentu. Hubungan yang rapuh. Hubungan yang dialami oleh Safira dengan seorang Secret Admirer.
12 comments
Write commentsCaerpennya bagus, meskipun gue bukan secret admirer :)
ReplyNice.Keren juga sob. Gue jadi tersinggung. #lah
ReplyMakasih :)
ReplyJiahahah... Thanks sob!
ReplyJadi secret admirer nya bersambung nih ^_^
Reply^-^
ReplyJadi secret admirer itu lumayan seru lho.. deg-deg-annya itu lho. manteb
Replywih namanya kok mirip ya sama cewek yang pernah gue kagumin.. dan gue secret admirernya :')
Replykereen quotenya :)
kerennn cerpen nya kak, secret admirer hehe
Reply:))
ReplyNah loh. :P
ReplySip!
ReplyTerimakasih udah ngebaca artikelnya, Minta komen yang sopan ya sob! -@nggakeren ConversionConversion EmoticonEmoticon